Orang Utan di Ambang Kepunahan

Orang utan. Foto: 123rf.com

Orang utan tentu familiar bagi masyarakat Indonesia generasi 1990-an. Primata khas Nusantara itu pernah menjadi ikon dalam uang kertas pecahan 500 rupiah emisi tahun 1992 yang beredar hingga 1999. 

Dalam satu sisi di lembar uang tersebut, nampaklah sesosok orang utan dewasa sedang bermain-main di atas cabang pohon sambil tersenyum. Simbol inilah yang dulu pernah dijadikan bahan lawakan oleh seorang komedian dan menyebabkan dia sempat berurusan dengan aparat Orde Baru pada era 1990-an.



“Kehadiran” orang utan dalam pecahan uang 500 rupiah ternyata punya muatan pesan. Saat itu, pemerintah sedang mempromosikan orang utan sebagai satwa nasional yang statusnya dalam perlindungan. 

Baca juga: Ikan Belida Lopis Jawa Dideklarasikan Punah

Orang utan ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1990. Menteri Kehutanan menyusul kemudian lewat Surat Keputusan No. 331 pada 10 Juni 1991.

Upaya konservasi terhadap orang utan sebenarnya telah dimulai sejak zaman kolonial. Pada 1931, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Peraturan Perlindungan Binatang Liar No. 233 yang melindungi orang utan. 

Namun seiring waktu, keberadaan orang utan justu makin terancam. Populasinya menurun dari tahun ke tahun. Apa yang menyebabkannya?

Baca juga: Kenali Perbedaan Monyet dan Kera

Populasi orang utan tersebar di dua pulau besar Indonesia yakni Sumatra dan Kalimantan. Orang utan Sumatra (Pongo abeii) memiliki rambut yang lebih terang dibandingkan dengan orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus). 

Sementara itu, orang utan Kalimantan berkelamin jantan punya ciri khas pada pipinya yang berkelepak. Perbedaan lainnya, orang utan Sumatra lebih mudah akrab dengan sesamanya dibandingkan orang utan Kalimantan.

Pongo tapanuliensis atau Orangutan Tapanuli. Foto: istimewa

Belakangan, penemuan orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) menambah daftar spesies orang utan yang ada di Indonesia. Orang utan Tapanuli punya tengkorak yang lebih kecil tapi taringnya lebih besar daripada dua spesies lainnya. Seperti namanya, orang utan Tapanuli berasal dari Tapanuli, tepatnya daerah Batang Toru, Tapanuli Selatan.

Baca juga: Macan Tutul Jawa Terekam Kamera di TN Meru Betiri Jember

Orang utan Sumatra dapat ditemukan di Taman Nasional Gunung Lauser di Aceh sedangkan di Kalimantan relatif lebih banyak terdapat lokasi konservasi. Beberapa diantaranya di Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah, Taman Nasional Kutai dan Bukit Semboja di Kalimantan Timur, serta Gunung Palung, Betung Karihun, Danau Sentarum, Sebangau, dann Bukit Bakar Raya. Beberapa konservasi juga terdapat di utara Kalimantan, yakni Sabah dan Sarawak yang termasuk ke wilayah Malaysia.


Penulis: Martin Sitompul | historia.id