Mitos Tumbangnya Ikon Alun-Alun Kota Lumajang

Pohon beringin di tengah Alun-alun Kota Lumajang sebelum tumbang. Foto: lenteratoday.com

Pohon beringin berukuran besar di Alun-Alun Kota Lumajang tumbang, pada Minggu sore, tepatnya tanggal 17 Januari 2021 saat sebagian kawasan Kota Lumajang diguyur hujan deras.

Meski tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tumbangnya pohon beringin tersebut hingga kini masih jadi topik pembicaraan di masyarakat, khususnya terkait mitos yang ada.

Pohon beringin yang tumbang dan pecah menjadi tiga bagian

Baca juga: Jejak Kanibal di Hula Siallagan

Sebelum tumbang menjadi tiga bagian, pohon beringin berusia ratusan tahun tersebut menjadi ikon Alun-Alun Lumajang.

Belum ada refrensi yang menguatkan tentang usia pohon beringin tersebut. Namun, diperkirakan pohon keberadaanya sudah ada sejak tahun 1541.

Saat ikon Alun-alun Kota Lumajang itu tumbang dan pecah terpecah menjadi 3 bagian. Tak pelak menjadi bahan perbincangan di masyarakat yang dikaitkan dengan hal-hal mistis. 

Ada sebagian masyarakat yang mempercayai jika terdapat makhluk halus sebagai penunggu, beredar pula cerita ular siluman di pohon itu.

Selain itu, beberapa warga yang ditemui Local Trip di beberapa kawasan kota bercerita, pohon beringin di alun-alun Kota Lumajang dipercaya sebagai tempat perjamuan dan istirahat para 'penjaga' kota. Konon, tempat sekitar pohon beringin ini tumbuh, terbagi menjadi 4 zona atau bagian yaitu alun-alun utara, selatan, barat dan timur.

Konon dipercaya, alun-alun di bagian utara dan selatan dipercaya sebagai tempat berkumpulnya orang-orang terpelajar, berwatak lembut serta ada pula yang keras kepala dan suka ribut. Sedangkan alun-alun bagian barat adalah tempat berkumpul bagi orang-orang berwatak sejuk. Sedangkan di sisi timur, tempat berkumpulnya orang-orang penyuka keonaran. Oleh sebab itu, pohon beringin di tengah alun-alun berfungsi sebagai penyeimbang. Sehingga dipercaya mampu memberikan ketentraman hati. Oleh karenanya, tidak sedikit pula orang yang ingin bernaung dibawahnya untuk melepas penat dari hiruk pikuk aktivitas perkotaan.

Bagaimana pendapat sobat triper? Terlepas dari mitos yang berkembang, kini pohon beringin di tengah Alun-alun Kota Lumajang telah tumbang.


Penulis: Agus Hermawan