Keluarga Banggai, Ikan Endemik Sulawesi yang Terancam Punah

Banggai Cardinal Fish atau ikan capungan banggai.
Foto: Dok. Ditjen Perikanan Budidaya KKP

Salah satu jenis ikan di perairan Indonesia yang banyak diminati dan mendapatkan permintaan pasar internasional adalah Banggai Cardinal Fish atau ikan capungan banggai. Ikan dengan nama latin Pterapogon kauderni ini merupakan jenis ikan hias yang banyak diminati para penyuka akuarium laut, karena karena bentuk tubuhnya yang kecil, unik, dan eksotik.

Baca juga: Tarsius Putih Tertangkap di Minahasa

Sesuai namanya, ikan capungan ini adalah biota laut endemik di perairan laut Banggai, Sulawesi Tengah. Bahkan pemerintah daerah di Kabupaten Banggai membuat tugu Banggai Cardinal Fish di pusat keramaian Kota Luwuk, sebagai upaya mengingatkan kembali dan menjaga kelestarian ikan ini.

Ikan ini hidupnya berkelompok. Biasanya, yang berukuran lebih kecil banyak berlindung di bulu babi, sementara yang agak besar berada di anemon dan berbaur bersama ikan jenis lain seperti nemo atau clown fish. Bulu babi dan anemon adalah mikrohabitatnya Banggai Cardinal Fish.

Banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni), ikan laut yang dinamakan dari Pulau Banggai, Sulawesi Tengah. Terlihat anakan ikan dalam mulut indukannya.
Foto : Wisuda/Mongabay Indonesia

Di perairan laut Desa Uwedikan, Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, jenis ini masi mudah dijumpai. Bahkan, di bawah rumah panggung Suku Bajo yang ada di Desa Uwedikan, bisa dilihat langsung bagaimana ikan ini bermain di antara bulu babi.

Baca juga: Orang Utan Diambang Kepunahan

Namun, keberadaan Banggai Cardinal Fish yang berkelompok di perairan dangkal membuatnya mudah ditangkap dalam jumlah banyak.

Untuk menjaga keberadaan ikan tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan secara resmi menetapkan statusnya sebagai dilindungi terbatas. Pengesahannya melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 49/KEPMEN-KP/2018. Dalam Kepmen tersebut, dijelaskan bahwa perlindungan dilakukan secara terbatas berdasarkan tempat dan waktu. Yakni, hanya di wilayah Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah dan pada Februari-Maret dan Oktober-November. Hal ini sesuai hasil rekomendasi LIPI yang menyebutkan bahwa pada bulan tersebut capungan banggai mengalami puncak musim pemijahan.


Sumber: Mongabay