Hutan Sakralnya Dirusak Penambang Emas Liar, Warga Baduy Menangis

Lokasi tambang emas liar di hutan yang disakralkan oleh Suku Baduy. Foto: istimewa


Setelah mengetahui hutan yang disakralkan rusak akibat ulah penambang emas liar, warga Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menangis.

Baca juga: Orang Utan di Ambang Kepunahan 

Dilansir dari Kompas.com, warga Baduy meminta pada pemerintah untuk menjaga hutan mereka. Permintaan itu disampaikan melalui potongan video yang diunggah di media sosial oleh akun @inforangkasbitung.

"Kami mohon ke pemerintah, kami diamanatkan oleh leluhur supaya gunung jangan dihancurkan, lembah jangan dirusak, adat jangan diubah. Tapi sekarang terbukti Gunung Liman yang dirusak, minta tolong ke pemerintah," kata seorang warga Baduy dalam potongan video tersebut menggunakan bahasa lokal setempat.

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Desa Cibarani, Kecamatan Lebak, Dulhani menyebutkan, luas hutan yang dirusak penambang emas liar itu mencapai dua hektar.

Bahkan berdasarkan pengamatannya, di hutan sakral itu ditemukan sejumlah lubang yang diduga tempat penambang liar mencari emas.

Baca juga: Telusuri Kearifan Lokal Kampung Adat Cireundeu 

"Diduga, pembuatan lubang itu sudah berlangsung lama, kemungkinan berbulan-bulan. Namun, baru diketahui karena lokasinya cukup jauh dari permukiman," katanya.

Dulhani juga mengatakan, lubang-lubang tambas emas ilegal itu berlokasi di Gunung Limun yang masuk wilayah Wewengkon Adat Kasepuhan Cibarani di Kecamatan Cirinten. Lokasi itu masih masuk hutan titipan leluhur Baduy.

Hutan tersebut merupakan sumber mata air yang sangat dijaga oleh masyarakat suku Baduy. Di sana terdapat sumber aliran sungai-sungai penting di Kabupaten Lebak dan Banten, yakni Sungai Cibarani, Ciliman, Ciujung, dan Sungai Cibaso.

Berikut video warga Baduy saat mengetahui hutan yang disakralkan telah rusak akibat aktivitad penambangan emas liar dari akun Kompas



Sumber: Kompas