Sensasi Pahitnya Kopi Dalam Sejarah Dunia

Kopi adalah minuman sejuta umat. Setuju? Sensasi pahitnya terasa nikmat di lidah. Belum lagi efek energik dan meningkatnya hormon bahagia setelah menyeruput kopi, membuat seduhan kopi kian dicari.

Bicara tentang kenikmatan kopi, apakah sobat triper mengetahui, bagaimana kopi bisa menjadi minuman populer saat ini? Bagaimana sejarahnya hingga bisa dikenal oleh satu dunia? Kali ini local trip akan membahas sejarah kopi di dunia.

Istilah 'kopi' diserap dari bahasa Inggris 'coffee' yang diambil dari bahasa Belanda 'kaffie' pada tahun 1582. Belanda sendiri menyerap istilah 'kaffie' dari bahasa Turki Ottoman 'kahve' yang diambil dari bahasa Arab 'Qahwa'. Qahwa diambil dari kata 'qahaa' yang artinya 'kurang lapar'. Hal ini mengingat fungsi kopi dahulu sebagai penekan nafsu makan. Qahwa juga merujuk pada kata 'Quwwa' yang berarti 'kekuatan atau energi'.

Penemu pastinya tidak diketahui siapa. Namun, legenda percaya bahwa kopi pertama kali ditemukan di Ethiopia oleh seorang gembala kambing bernama Khalid atau Kaldi. 

Suatu hari, ia yang kebingungan mencari kambingnya merasa heran ketika melihat kambing-kambing tersebut asyik memakan buah beri di hutan. Kambing-kambing itu tampak lebih segar dan berenergik dari biasanya. Karena penasaran, Khalid ikut mencoba beri tersebut. Alhasil, tubuh Khalid terasa lebih fit dan segar dari sebelumnya. Bahkan dirinya tidak mengantuk hingga malam tiba. Bangga akan penemuannya, Khalid lalu menyebarluaskan kabar buah itu pada warga desa. Akhirnya, warga berbondong-bondong memetik buah tersebut dan mengonsumsinya.

Sumber lain menyebutkan, bahwa kopi pertama kali ditemukan oleh Umar, murid dari Sheikh Abu al-Hasan ash-Shahid. Ketika Umar merasa kelaparan di gurun pasir sekitar Kota Ousab, ia mencoba mencari makanan dan menemukan sejenis buah beri. Umar memetik beri itu lalu memakannya.

Baca juga: Patok Lele (Nyaris) Punah

Sayang sekali rasanya lumayan pahit sehingga Umar memutuskan untuk membakarnya. Setelah dibakar, beri tersebut berubah menjadi sangat keras. Agar lunak, Umar pun merebus buah tersebut. Alhasil air rebusannya berubah menjadi cokelat dan menguarkan aroma wangi. Ketika Umar meminum air rebusannya, ia merasa lebih segar dari sebelumnya. Merasa takjub, Umar membawa informasi beri ini ke Mekah.

Tahun 1554, kopi sampai di Istanbul di masa Kesultanan Ottoman. Lalu pedagang-pedagang Turki menjual biji-biji kopi tersebut ke daerah lain. Salah satunya ke Pulau Malta dan Perancis.

Pada abad ke-16, dua orang pengimpor barang-barang Turki; Pasqua Rosée dan Daniel Edward; membuka kedai kopi pertama di Inggris. Tepatnya di St. Michael's Alley di Cornhill, London. Setelahnya, kedai kopi juga ikut didirikan di berbagai titik di London. Tahun 1654, Queen's Lane Coffee House didirikan di Oxford. Kedai kopi ini sangat terkenal bahkan masih berdiri hingga kini.

Pada tahun 1669 biji kopi sampai di Paris, di bawa oleh rombongan Soleiman Agha, Duta Besar Sultan Mehmet IV. Seorang penulis Perancis, Antoine Galland, menuliskan bahwa Perancis berhutang budi pada orang-orang Arab (Muslim) yang sudah memperkenalkan teh, cokelat, dan kopi ke Perancis. Info itu Antoine dapatkan dari Tn. De la Croix, penerjemah Raja Louis XIV.

Kopi sampai di Amerika pada pertengahan tahun 1600. Sayangnya, kopi kurang populer di sana, sebab orang Amerika lebih menyukai teh. Namun, kebijakan Raja George III yang menaikkan pajak kopi, telah menyebabkan pemberontakan di mana-mana. Puncaknya yaitu pemberontakan The Boston Tea Party. Sejak saat itu, prefensi orang Amerika terhadap kopi langsung berubah. Kopi pun mulai menjadi minuman favorit di sana.

Pada 1673, kopi sampai di Jerman. Tak lama setelahnya, Italia juga mulai mengenal kopi melalui jalur perdagangan Laut Mediterania. Bahkan kopi menjadi minuman kaum intelektual dan menjadi suguhan romantis oleh dua sejoli yang dimabuk kasih.

Karena cita rasa kopi yang nikmat, maka pada abad ke-15, orang-orang di Semenanjung Arab mulai membudidayakan kopi. Pada 1414 kopi ditanam di Mekah. Awal 1500, kopi ditanam di daerah Kesultanan Memeluke Mesir dan di Afrika Utara di sekitar Pelabuhan Mocha. Berikutnya kopi dibudidayakan di Persia, Suriah, dan Turki. Karena kopi yang sudah mendunia dan memiliki banyak konsumen, Jazirah Arab pun mulai kesulitan untuk memenuhi stok kopi yang kian banyak pembelinya. Oleh karena itu, orang-orang Eropa memulai untuk membudidayakan kopi sendiri. Ide ini pertama kali dilakukan oleh bangsa Belanda.

Baca juga: Macan Tutul Jawa Terekam Kamera di TN Meru Betiri Jember

Tahun 1616, Piere van den Broclee, mendapat biji kopi yang dijaga di perkebunan Mocha. Ia lalu membawanya ke Belanda dan ditanam di Amsterdam Botanical Garden dengan teknologi rumah kaca. 1658 Belanda mencoba menanam kopi di tanah jajahannya Ceylon (Sri Lanka) dan India Selatan. Namun, hasilnya tidak terlalu bagus. Belanda pun membawa kopi ke Batavia. Di luar dugaan, kopi tumbuh subur di sana. Alhasil, Belanda untung besar karena menjadi pemasok kopi dunia. Untuk memenuhi pasokan kopi, Belanda memperluas kebunnya ke Sumatera dan Sulawesi.

Tahun 1714, Raja Louis XIV mendapat hadiah tunas kopi dari Walikota Amsterdam. Tunas-tunas tersebut lalu ditanam di Royal Botanical Garden milik kerajaan di Paris. Tahun 1723, Gabriel de Clieu, seorang perwira angkatan laut, membawa tunas kopi dari kebun raja tersebut ke Martinik dan menanamnya di sana. Alhasil, kopi tumbuh sangat subur di tanah itu. Tercatat lebih 18 juta pokok kopi dikembangbiakkan hingga 50 tahun berikutnya di sana.

Ketampanan seorang Francisco de Mello Palheta telah menumbuhkan kopi di Brasil. Kaisar mengirim Francisco ke Perancis untuk mendapatkan bibit kopi. Sayangnya, orang-orang Perancis sangat "pelit". Mereka tidak mau membagi bibit-bibit kopi tersebut. Francisco mencari jalan lain. Ia mencoba memikat istri gubernur dengan ketampanannya. Benar saja. Caranya berhasil. Karena sangat terpikat, diam-diam sang istri gubernur memberi Francisco satu peti bibit kopi yang langsung dibawa ke Brasil. Siapa sangka, tahun 1852, Brasil masuk ke dalam daftar pemasok kopi terbesar di dunia.

Abad ke-18, kopi telah menjadi komoditas dagang yang paling dicari. Bahkan posisinya setara dengan minyak mentah. Oleh karena itu, setiap pedagang juga penjajah yang membawa biji kopi, akan menanamnya di daerah-daerah yang mereka singgahi. Hingga kemudian kopi berhasil tumbuh di seluruh pelosok negeri.

Karena berasal dari tanah Arab, banyak para pendeta yang melarang umatnya untuk minum kopi. Mereka menganggap kopi sebagai minuman orang Muslim yang mencurigakan. Hal ini terjadi pada tahun abad ke-18, di mana pihak gereja Ortodoks Ethiopia melarang umatnya meminum kopi. Namun tak lama setelah itu larangan tersebut dicabut kembali.

Tahun 1511, kaum konservatif ortodoks di Kairo juga melarang minum kopi. Katanya kopi merupakan minuman yang merangsang layaknya anggur. Abad ke-17, pendeta Venesia bahkan mengutuk kopi sebagai Minuman Iblis atau "bitter invention of Satan". Ya, ini karna warnanya yang gelap, pahit, dan nampak mencurigakan. Namun, kutukan tersebut kemudian dicabut setelah Paus Klemens III memutuskan untuk meminum kopi secara langsung.

Bagaimana pendapat sobat triper tentang sejarah kopi di dunia? Like dan comment di sini

Komentar menarik akan mendapatkan pulsa senilai 50 ribu lho..


Sumber: kaskus