Melihat Proses Uji Beban Jembatan Kaca Pertama di Indonesia

Jembatan kaca pertama di Indonesia yang berada di Bromo. Foto: ist

Jembatan kaca pertama yang dibangun di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo Tengger Semeru (BTS), telah diuji performa struktur dan keamanannya melalui uji beban (loading test).

Dalam unggahan instagram Kementerian PUPR, dijelaskan uji coba tersebut dilakukan untuk mendapat data performa struktur dan kawat baja pada jembatan. Salah satu metode yang digunakan adalah Total Station (TS) untuk mengukur pergeseran titik ukur saat jembatan dilalui.

"Loading tes dilakukan dengan karung berisi pasir seberat 70 kilogram atau setara orang dewasa," jelas Kementerian PUPR dalam siaran pers, pada Minggu (7/1/2023).

Selain uji beban, kekuatan kaca juga telah diuji di laboratorium balai Geoteknik Terowongan dan Struktur Kementerian PUPR.

Diterangkan di akun resmi Kementerian PUPR, siklus dalam melakukan uji beban jembatan kaca, pertama dilakukan dengan berat beban 0%. Kedua, pengujian dengan menggunakan berat beban 50%, ketiga dilakukan pengujian dengan berat beban 100%. Selanjutnya pengujian kembali dengan berat beban 50% dan yang terakhir pengujian dengan berat beban 0 %.

Sebelumnya, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan Jembatan Gantung Kaca Seruni Point di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo Tengger Semeru dengan biaya Rp 15,7 miliar.

Jembatan kaca pertama di Indonesia membentang sepanjang 120 meter berada di atas jurang dengan kedalaman sekitar 80 meter.

Jembatan itu menghubungkan Terminal Wisata Seruni Point dengan Shuttle Area dengan latar belakang pemandangan Gunung Bromo, Gunung Batok, dan Gunung Semeru.