Mengenang Keseruan Paciwit-ciwit Lutung Di Bawah Sinar Rembulan

Permainan paciwit-ciwit lutung. Foto: istimewa

Buat sobat triper yang besar di era 80-90an mungkin akrab dengan permainan tradisional seperti petak umpet, congklak, engrang, benteng, petak jongkok, paciwit ciwit dan sebagainya. Tapi belum tentu bagi sobat triper yang besar pada era 2000an.

Pada masanya, permainan-permainan tradisional tersebut dilakukan secara berkelompok yang mengajarkan nilai-nilai kebersamaan.

Baca juga: Patok Lele yang (Nyaris) Punah

Berikut local trip ulas permainan paciwit-ciwit lutung yang dulu dilakukan bersama-sama teman sebaya mengisi waktu luang saat malam hari.

Paciwit-ciwit lutung bisa dimainkan oleh 3 sampai 4 orang baik laki-laki ataupun perempuan. Mereka akan berusaha mencubit punggung tangan dari urutan paling atas sambil melantunkan lagu paciwit-ciwit lutung. 

Setiap pemain berusaha saling mendahului mencubit (nyiwit) punggung tangan di urutan teratas sambil melantunkan kawih (nyanyian): 

Paciwit-ciwit lutung, Si Lutung pindah ka tungtung, Paciwit-ciwit lutung, Si Lutung pindah ka tungtung.

Baca juga: Tradisi Kawin Tangkap Ala Sumba

Permainan ini dulu sering kali dimainkan oleh anak-anak jaman dulu, namun saat ini permain paciwit-ciwit lutung sudah tergerus dengan permainan modern. Meski kini sulit untuk menemukan  permainan ini, namun tak menutup kemungkinan permainan paciwit-ciwit lutung masih bisa ditemui di beberapa wilayah Tatar Sunda Jawa Barat.

Uniknya, tak ada kalah dan menang dari permainan ini. Paciwit-ciwit lutung merupakan permainan tradisional yang hanya dilakukan untuk bersenang-senang saja dan mengisi waktu pada malam terang bulan. 


Artikel ini disusun dari berbagai sumber