Hubungan Terlarang Ayah dan Anak yang Berbuah Kutukan

Danau Tolire. Foto: inews.id

Pulau Ternate adalah Pulau yang tidak hanya kaya akan rempah-rempah, namun juga terkenal karena keindahan alam serta cerita rakyatnya yang diwariskan secara turun-temurun. 
Salah satu kisah rakyat Ternate yang menjadi legenda dan dikenang hingga masa kini adalah Cerita Asal-usul terjadinya Danau Tolire.
Berbagai kisah dan legenda menyelimuti keberadaan Danau Tolire. Namun, justru dari legenda yang beredar di masyarakat hingga sekarang, menjadi daya tarik para traveller untuk mengunjungi Danau Tolire yang memiliki luas sekitar 5 hektar ini. 
Nuansa mistis bercampur haru mewarnai kisah klasik rakyat Ternate ini. 
Dikisahkan, seorang ayah yang menjalin hubungan terlarang dengan putrinya. Bahkan, dari hubungan tersebut, sang putri mengandung buah cinta terlarang itu.
Mirisnya, sang Ayah merupakan pemimpin desa Soela Takomi yang terletak di kaki Gunung Gamalama dan cukup dihormati oleh warganya. 
Akibat hubungan terlarang itu, ayah dan putrinya ini diusir untuk meninggalkan desa oleh warga. 
Dalam kondisi sangat malu, mereka pun pergi dari desa tempat mereka tinggal. Namun sebelum mereka pergi, gempa bumi dahsyat mengguncang desa tersebut. 
Beberapa warga percaya, gempa itu merupakan hukuman dari Yang Maha Kuasa karena perbuatan maksiat antara Ayah dan putrinya tersebut. 
Setelah guncangan kuat yang meluluhlantakan Desa itu, muncul air dari retakan bumi dan menenggelamkan seluruh desa beserta penduduknya. Akhirnya desa itu menjadi sebuah danau yang dikenal sebagai Danau Tolire Besar.
Tak hanya gempa besar, kutukan ini belum juga usai. Saat desa mulai tenggelam, sang Putri berusaha melarikan diri hingga ke pesisir laut. Namun, kutukan gempa lain terjadi dan mengguncang tanah tempat putri tersebut berpijak dan menciptakan danau lainnya yang lebih kecil, dan dikenal sebagai Danau Tolire Kecil.
Hingga kini, sebagian masyarakat Ternate masih mempercayai kisah ini. 
Dipercaya juga, Danau Tolire Besar sebagai simbol dari sang Ayah terkutuk. Sedangkan Danau Tolire Kecil sebagai simbol keberadaan sang putri yang nista.
Konon dikisahkan juga, penduduk desa dikutuk menjadi buaya putih penjaga danau sebagai imbas dosa dari perbuatan tercela antara ayah dan anak itu.  
Semua kisah tadi memang dipercaya hanya sebatas legenda. Namun menurut pengakuan warga setempat, sudah banyak wisatawan maupun penduduk lokal yang melihat langsung keberadaan buaya-buaya putih penunggu Danau Tolire Besar dengan mata kepala sendiri. 

Baca juga: Pesona Teluk Hijau Banyuwangi

Masih berkaitan dengan kutukan ini, warga sekitar danau juga percaya bahwa tidak akan pernah ada seorang pun yang mampu melemparkan batu hingga ke tengah danau.
Untuk membuktikan mitos tersebut, para penjual makanan di sekitat Danau Tolire, menjual batu-batu kerikil untuk dilempar ke tengah danau. 
Anehnya, hingga kini belum ada yang mampu melempar batu hingga ke tengah danau. Bahkan, lemparan-lemparan itu hanya berakhir di pinggir danau, atau kembali ke tebing tempat berpijak.
Terlepas dari legenda yang berkembang, Danau Tolire adalah danau yang mempesona dengan kedalaman mencapai 50 meter.
Saat senja, baik Danau Tolire Besar maupun kecil akan menjadi tempat sempurna menikmati sunset dengan latar birunya air laut. 
Untuk sampai ke Danau ini, sibat triper butuh waktu sekitar 10 sampai 20 menit berkendara dengan jarak tempuh 10 kilometer dari pusat kota Ternate. 

Kontributor: Khoiriah