Bahaya Rup Current (Arus Pecah) saat Berwisata di Pantai


Wisata Indonesia - Bahaya Rip Current dan Undertow saat Berwisata di Pantai  Mungkin sebagian dari kita ada yang mengira bahwa arus yang menarik seseorang ke tengah lautan adalah arus gelombang balik bukan? Aku juga pernah berpikir. Bahkan ada yang percaya bahwa itu adalah perilaku penjaga pantai terhadap orang-orang yang tidak memiliki sopan santun ketika mereka datang ke pantai. Baik melanggar larangan yang terdapat di sana, misalnya dilarang memakai baju berwarna hijau atau merah, atau karena sikapnya yang angkuh dan sewenang-wenang. Untuk kasus ini, saya kembali kepada mereka yang percaya akan hal ini.

Namun, ternyata korban yang sering tersapu arus laut dan sampai ke tengah laut adalah akibat fenomena ini. Fenomena itu disebut sebagai Rip Current. Rip Current adalah fenomena arus balik yang sangat kuat dan menjauhi tepi pantai. Fenomena ini disebabkan oleh adanya pertemuan ombak yang sejajar dengan garis pantai. Arus ini merupakan arus kuat yang bisa menyapu perenang menjauhi pantai bahkan tersapu sampai menuju ke lautan. Fenomena inilah yang seringkali disalah artikan sebagai kejadian yang diperbuat oleh Nyi Roro Kidul atau makhluk halus semacamnya. Mereka terbawa arus kuat ini dan menghilang tak terselamatkan. 
Faktanya, area yang sering mengakibatkan orang terseret arus ini adalah area yang paling terlihat tenang saat sebelum terjadi fenomena ini. Orang-orang seringkali menghindari ombak dan masuk di area ini, padahal area ini adalah area yang paling mematikan daripada area ombak yang menuju ke pantai. Kalau ombak, mereka akan terhempas ke tepi pantai dan sedikit terseret arus balik yang tidak terlalu kuat. Namun, arus ini sama sekali berbeda dengan arus balik ombak tersebut. Rip Current bukan satu-satunya yang perlu diwaspadai oleh pengunjung pantai. Arus bawah laut (Undertow) juga perlu diperhatikan dan perlu dihindari agar tidak sampai terseret oleh arus sampai ke tengah lautan. 
Rip Current mampu menarik seseorang dengan kecepatan 2 meter per detik sampai 8 meter per detik, tergantung besar kecilnya ombak pembentuk Rip Current tersebut. Semakin besar ombak pembentuknya, semakin cepat Rip Current menarik obyek ke tengah laut. Jika ada yang bertanya, kog bisa itu korban sampai terseret arus dan meninggal dunia ya? Padahal korbannya bisa berenang dan juga sudah bisa dikatakan sudah remaja. Perlu diketahui, seorang atlik olimpiade pun tak sanggup melawan fenomena laut ini, apalagi orang biasa yang renangnya tanpa teknik apapun. Kalau terseret dan tidak mengetahui informasi tentang Rip Current ini, jelas akan bingung bagaimana melakukan penyelamatan pada dirinya sendiri. 
Tips yang paling utama bagi mereka yang ingin berenang di pantai dengan aman adalah yakin. Jika ada keraguan atau ketakutan, lebih baik tidak usah mendekati air laut. Apalagi mendekati area yang tidak ada ombaknya atau terlihat tenang dengan ombak kanan kiri sedang menuju ke tepian. Itu sangat berbahaya. Kejadian ini seringkali terjadi di pantai Parang Tritis dan pantai-pantai yang memiliki ombak besar, utamanya pantai yang langsung terhubung dengan laut lepas. Pantai selatan sepanjang pulau Jawa juga termasuk pantai yang banyak sekali fenomena ini.
Tips yang berikutnya adalah jangan menghindari ombak, justru area yang ada ombaknya adalah area yang paling aman dari Rip Current ini. Seperti pepatah, "Air tenang menghanyutkan", fenomena ini mewakili pepatah tersebut. Jadi bermainlah di area yang ada ombaknya. Kita hanya akan tersapu ombak tenpa terhisap jauh oleh ombak. Tips yang terakhir adalah pahami tentang fenomena ini dan ketahui titik-titik mana yang bisa digunakan sebagai area untuk menyelamatkan diri dari Rip Current ini. Seseorang biasanya akan terseret arus ini sampai sejauh 22 meter dari tepi pantai. Dan sejauh itu, kita harus tetap fokus dan memahami kondisi kita kalau kita berada pada jarak yang sudah memungkinkan untuk bisa bergerak dan berenang menuju tepi pantai. Namun, pastikan untuk mengetahui area mana yang tepat dipilih sebagai jalur penyelamatan. Area itu adalah area terbentuknya ombak, pastinya adalah samping kanan atau kiri kita. Jadi, setelah dirasa cukup bisa bergerak dan berenang, berenanglah ke sisi kiri atau kanan kita menjauhi asal arus yang telah menyeret kita. Dengan begitu, secara perlahan kita akan terbawa ombak ke tepi pantai. Di Indonesia, penelitian tentang Rip Current ini masih sangat jarang diulas. Pemerintah daerah perlu memberikan edukasi kepada para pengunjung pantai melalui pengurus wisata-wisata pantai
. Area-area dengan waspada Rip Current diberikan bendera merah seperti di bawah ini akan sangat membantu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya fenomena ini. Meskipun banyak orang yang akan melanggar, paling tidak itu satu langkah nyata. Memasang tanda dan memberikan peringatan dini tentang bahayanya fenomena ini perlu diterapkan oleh pengurus wisata pantai yang sering terjadi fenomena seperti ini. Namun, sepertinya di daerah Yogyakarta belum ada tanda seperti ini dipasang di area pantai yang sering terjadi fenomena Rip Current ini. Utamanya Parangtritis dan beberapa pantai lainnya.