TNBNW Mendeteksi Keberadaan Musang Sulawesi

 

Musang Sulawesi yang terpantau melalui kamera di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW). Foto: TNBNW

Salah satu satwa endemik Sulawesi yang masih terbatas informasinya adalah musang sulawesi [Macrogalidia musschenbroekii] atau Sulawesi Palm Civet. Para peneliti menyatakan, keberadaannya memang sulit dijumpai secara langsung, dikarenakan sifatnya yang sangat sensitif terhadap kehadiran manusia.

Jejak kakinya juga terbilang tidak mudah dicari. Ini dikarenakan kebiasaannya yang lebih banyak bergerak di atas pohon [arboreal], aktif malam hari [nokturnal], serta soliter. Siang hari, musang sulawesi biasanya beristirahat di lubang-lubang pepohonan besar atau celah-celah batu besar, serta hutan yang jarang didatangi manusia.

Baca juga: Badak Jawa Terekam Kamera di Ujung Kulon

Minimnya informasi menjadi alasan kenapa musang sulawesi disebut satwa misterius. Namun, sejak tiga tahun terakhir musang sulawesi berhasil diketahui keberadaannya melalui kamera jebak [camera trap] di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone [TNBNW] yang wilayahnya berada di Gorontalo dan Bolaang Mongondow, serta di kawasan Cagar Alam Tangkoko, Bitung, Sulawesi Utara.

Pertengahan Desember 2019, jurnal internasional Oryx yang berbasis di Cambridge, Inggris, merilis hasil temuan musang sulawesi. Jurnal tersebut ditulis Iwan Hunowu dan Alfons Patandung yang menjelaskan hasil survei yang mereka lakukan di seluruh Sulawesi Utara. Fokus utamanya di dua kawasan konservasi yaitu TNBNW dan Cagar Alam Tangkoko.

Penampalan musang sulawesi. Foto: TNBNW

Dalam laopran itu dijelaskan bahwa musang sulawesi berstatus Rentan [Vulnerable] dalam Daftar Merah IUCN, karena dugaan menurunnya populasi yang dipicu berkurangnya hutan primer. 

Berdasarkan identifikasinya, musang sulawesi memiliki ciri-ciri panjang tubuh 650-715 mm, panjang ekor 445-540 mm, dan berat antara 3,8 hingga 6,1 kg.

Baca juga: Slamet Ramadhan Terekam Kamera TN Gunung Ciremai

Tubuhnya didominasi warna cokelat dan pucat dengan bintik-bintik cokelat tipis di sisi dan punggung bagian bawah. Memiliki rambut pendek merata di seluruh tubuh. Pola warna rambut pada ekor seperti cincin dan kaki relatif pendek. Moncongnya ditumbuhi kumis, ketika sudah dewasa bisa mencapai ukuran seekor anjing dewasa.

Selain di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, untuk penyebaran alaminya, satwa ini tercatat ada di Sulawesi bagian utara, tengah, tenggara di antaranya di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Suaka Margasatwa Tanjung Peropa, dan TWA Mangolo.


Sumber:  Mongabay