Fakta Monumen Simpang Lima Gumul


@LocalTrip




Monumen Simpang Lima Gumul atau yang lebih dikenal dengan sebutan SLG, merupakan bangunan ikon di Kabupaten Kediri. Dibangun sejak tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008, monumen ini memiliki peranan penting bagi jalur perekonomian masyarakat.

Kendati sudah terkenal, namun ternyata masih menyimpan informasi yang belum terpublikasi pada bangunan yang terletak di Desa Tugurejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri Jawa Timur itu.

Sedikitnya, Local Trip berhasil merangkum 5 fakta tentang Monumen Simpang Lima Gumul dari berbagai sumber yang belum banyak diketahui.

1. Simpang Empat Kecil dan Satu Jalan Setapak

Sebelum monumen dibangun, lokasi tersebut hanyalah perempatan kecil ditambah satu jalan setapak. Jalur utamanya adalah jalan dari Gampengrejo menuju Pare kemudian bercabang ke Wates dan Plosoklaten. Di perempatan itu pula, sebelumnya, terdapat traffic light. Sedangkan jalur yang menuju Kecamatan Pagu, waktu itu masih berupa jalan setapak.

Kini, SLG berperan sebagai jalur strategis untuk menjangkau 5 kawasan di Kabupaten Kediri, yakni Kecamatan Pare, Plosoklaten, Wates, Gampengrejo dan Pagu.

2. Lambang Hari Jadi Kabupaten Kediri

Kawasan SLG memiliki luas sekitar 37 hektar yang terdiri dari beberapa bangunan seperti perkantoran, tempat rekreasi dan perbankan. Khusus bangunan monumen memiliki luas 804 meter persegi dengan tinggi 25 meter. 

Bangunan monumen tersebut disangga 3 tangga setinggi 3 meter untuk menuju area utama monumen. Angka-angka tersebut ternyata merupakan lambang dari hari jadi Kabupaten Kediri yakni 25 Maret 804 Masehi.

3. Terinspirasi Prabu Joyoboyo

Bentuk monumen SLG menyerupai Arc de Triomphe di Prancis. Jika Arc de Triomphe dibangun untuk menghormati para pejuang yang bertempur dan mati bagi Perancis dalam Revolusi Perancis, sedangkan pembangunan monumen ini terinspirasi dari kisah heroik Prabu Joyoboyo yang pada masa Kerajaan Kediri abad ke-12, Joyoboyo bertekad menyatukan 5 kawasan di sekitar Kediri.

Instagram@abelbrata.aerial





4. Tiga Terowongan Menuju Monumen

Bagi wisatawan yang sudah biasa berkunjung ke kawasan SLG bisa dengan mudah menemukan jalan menuju bangunan monumen. Namun tidak demikian bagi pengunjung yang baru pertama kali datang, ada kemungkinan kesulitan untuk menuju lokasi monumen. Karena itu, dalam konsep pembangunannya disediakan 3 terowongan bawah tanah seputar jalan lingkar SLG.

5. Banyak Ruang di Dalam Monumen

Di sisi luar monumen terdapat relief–relief yang menggambarkan tentang sejarah Kediri. Sedangkan di dalam monumen terdapat beberapa ruangan di 6 lantai untuk berbagai kegiatan, yakni ruang utama dan auditorium yang beratap mirip kubah, ruang serba guna di basement, dan diorama di lantai paling atas. Untuk memudahkan pengunjung, disediakan lift dan tangga manual yang menghubungkan antar ruangan. (*)


Editor: Agus Hermawan