Menyingkap Kehidupan Kampung Janda di Bogor

Desa Ciburayut tampak dari kejauhan

Desa Ciburayut, terletak di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kondang disebut sebagai Desa/Kampung Janda.

Di Desa itu, puluhan janda dari berbagai usia, berkerja untuk menafkahi anak-anak mereka. Kebanyakan dari mereka menjadi penambang pasir, sebagian lain sebagai perajin anyaman bambu.

Berbagai sumber mengungkapkan, hidup mereka (para janda) mengalami 'kekerasan'. Anak-anak di sana umumnya hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD). Pendidikan terputus karena harus membantu orangtuanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Baca juga: Mengenal Kampung Janda di Pasuruan

Melihat kondisi itu, tak sedikit pegiat sosial yang ingin membantu melalui donasi yang mereka siarkan pada laman donasi situs Kitabisa.com.

Lantas, mengapa begitu banyak janda di desa tersebut? Berikut beberapa fakta yang dirangkum Local Trip dari berbagai sumber.

Meninggal karena longsor

Sebagai kawasan pedesaan yang berada di kaki Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango, menjadikan para lelaki lelaki di sana mencari nafkah dengan menjadi penggali dan menyaring pasir, hingga pemecah batu. Namun karena seringnya terjadi longsor di lokasi penambangan, membuat para pekerja itu kebanyakan meninggal dunia.

Aktivitas penambangan di Desa Ciburayut

Banyak janda muda

Sebagian janda-janda di kampung itu masih berusia muda. Kebanyakan warga di desa itu menikah usia muda, sekira 16 tahun. Selain karena ditinggal suami meninggal dunia, tak sedikit pula yang menyandang status sebagai janda akibat kegagalan dalam rumah tangganya. 

Diungkapkan salah satu penambang, akibat banyaknya korban meninggal di kawasan yang terkenal angker itu, membuatnya ingin mencari pekerjaan lain. Ia tak ingin istrinya menjadi janda mengingat besarnya resiko yang harus dihadapi , saat menambang pasir.

Baca juga: Mengintip Ritual 'Aneh' Gunung Kemukus

Salah seorang wanita muda, sebut saja Mawar (22), mengaku masih trauma karena suaminya meninggal akibat longsoran 2 tahun lalu. Pada local trip, dirinya mengungkapkan, kelak ingin bersuamikan seorang pria yang bekerja pada bidang lain. 

"Saya tidak ingin kejadian serupa kembali terulang, meski kenyataannya penambangan pasir menjadi salah satu mata pencarian umum di kampung ini," tuturnya.


Artikel ini disusun dari berbagai sumber.